halloallohallo kali ini aka bakalan bahas soal cara pengolahan produk hasil pertanian yang sangan familiar banget buat kalian.. yupp bahasnya tentang pengolahan penggorengan. tapi sebenernya selain penggorengan ada banyak banget proses pengolahan buat produk pertanian seperti pemanggangan, pemanasan, pendinginan, dll. kali ini info yang aku berikan soal penggorengan yaa..
PENGGORENGAN
a. Prinsip
Penggorengan
Menurut (Noviyanti, 2013)
penggorengan memiliki prinsip sebagai berikut:
- · Tahap pemanasan awal
Bahan
makanan terendam minyak panas hingga suhunya sama dengan titik didih minyak.
Perpindahan panas yang terjadi antara minyak dengan bahan pangan merupakan
perpindahan konveksi dan belum terjadi penguapan air dalam bahan.
- · Tahap pendidihan permukaan
Pada
tahap ini mulai terjadi penguapan air permukaan. Penguapan tersebut
mengakibatkan terbentuknya crust.
- · Tahap laju menurun
Terjadi
perubahan fisika kimia seperti gelatinisasi pati. Lapisan crust yang terbentuk
lebih tebal dan penguapan air mulai menurun.
- · Titik akhir gelembung
Bahan
yang digoreng terlalu lama akan menurunkan laju pengurangan kadar air dan tidak
terbentuk gelembung pada permukaan.
Ketika bahan pangan dimasukkan dalam
minyak panas suhu permukaan atau suhu minyak akan meningkat sehingga kandungan
air akan menguap. Sedangkan suhu pada bagian dalam tetap. Perbedaan suhu
tersebut mengakibatkan perbedaan tekstur pada bahan pangan. Bagian dalam bahan
pangan yang bersuhu rendah akan bertekstur lembut sedangkan bagian luar akan
terbentuk crust. Crust dapat terbentuk karena kandungan air yang menguap saat
proses penggorengan. Crust memiiki sifat porus dimana kandungan air akan
digantikan dengan minyak.
b. Tujuan
Penggorengan
Menurut (Kataren. 1986) penggorengan
bertujuan untuk:
- · Menghasilkan produk yang mengembang dan renyah
- · Meningkatkan cita rasa produk
- · Memberikan warna
- · Meningkatkan nilai gizi
- · Meningkatkan daya simpan produk
Pada
proses penggorengan akan terjadi perubahan tekstur, warna, dan rasa. Perubahan
tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti lama penggorengan, suhu
minyak, ketebalan produk, dan karakteristik produk. Semakin tinggi suhu minyak
maka crust yang terbentuk akan semakin cepat namun kualitas minyak goreng akan
cepat menurun. Selain itu pada suhu tinggi makanan akan mudah hangus.
c. Produk
Penggorengan
Pengolahan bahan pangan dengan cara
penggorengan dapat dilakukan pada berbagai macam bahan pangan seperti buah, sayur,
umbi-umbuan, dan serealia. Pada setiap bahan pangan memiliki karakteristik yang
berbeda sehingga diperlukan metode penggorengan yang berbeda. Salah satu produk
penggorengan adalah kripik apel. Daya simpan buah apel yang singkat membuat
inovasi olahan kripik apel menjadi salah satu pilihan. Pada pengolahannya
kripik apel diolah dengan metode vacuum frying. Olahan kripik apal memiliki
tekstur renyah dan warna yang menarik.
d. Metode
Penggorengan
Menurut (FSTC, 2002) metode
penggorengan dapat dukelompokkan menjadi 3, yaitu:
- · Deep frying
Metode
deep frying adalah metode penggorengan dengan menggunakan minyak yang banyak
(minyak menggenani produk). Pada metode ini perpindahan panas yang terjadi
adalah konveksi pada minyak, dan konduksi pada bagian dalam produk. Hasil
penggorengan deep frying memiliki tingkat kematangan yang rata dan warna yang
sama sehingga cocok untuk produk dengan bentuk tidak sama dan memiliki rasio
permukaan terhadap volume yang tinggi. Alat yang dapat digunakan untuk metode
ini adalah panic penggorengan yang dalam, saringan, serta spatula.
- · Shallow fraying
Panas
ditransferkan pada produk dengan cara konduksi dari penggorengan melalui
minyak. Metode shallow frying menggunakan minyak yang sedikit yang menyebabkan
suhu pada penggorengan bervariasi. Penggunaan metode shallow fraying cocok
untuk menggoreng produk dengan rasio luas permukaan yang tinggi seperti
pembuatan tumis, patties, telur, dan lain-lain. Alat yang digunakan untuk
metode ini adalah panic penggorengan, saringan, dan spatula.
- · Vacum frying
Penggorengan
vacuum frying adalah salah satu metode penggorengan yang menggunakan mesin
vacuum frying dengan tekanan dibawah 1 atm. Penggorengan vacuum frying
bertujuan untuk mempercepat penguapan air pada produk. Vacuum frying memiliki beberapa
keuntungan diantaranya minyak yang digunakan lambat untuk rusak, crust
terbentuk lambat, dan cocok untuk produk dengan kadar air tinggi.
e. Perubahan
Mutu Produk Setelah Proses Penggorengan
Setelah proses penggorengan bahan
pangan akan mengalami perubahan warna, tekstur, dan rasa. Selain itu beberapa
produk penggorengan memiliki nilai gizi yang bertambah setelah penggorengan dan
memiliki daya simpan yang lama. Selain hal tersebut produk penggorengan
memiliki kelemahan seperti beberapa produk yang menyerap banyak minyak yang
mengakibatkan proses oksidasi sehingga produk akan tengeik (Kataren. 1986).
Selain itu pada metode deep frying biaya yang dikeluarkan akan tinggi karena
penggunaan minyak yang cukup banyak. Sedangkan pada metode shallow frying tingkat
kematangan produk tidak merata. Pada proses penggorengan yang menggunakan
medium minyak konsumen akan rentan terserng kolesterol karena minyak yang
terserap oleh produk pangan.
Komentar
Posting Komentar